Senin, 30 September 2019

Mengenal Ejaan Bahasa

EJAAN BAHASA INDONESIA











Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (katakalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang distandardisasikan dan mempunyai makna. Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu:
  1. aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad
  2. aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis
  3. aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

Berikut adalah panduan lengkap mengenai kaidah ejaan yang meliputi tujuan, fungsi, sejarah, serta contohnya.

1. Pengertian Kaidah Ejaan

Kaidah adalah rumusan asas yang menjadi hukum, merupakan sebuah aturan yang sudah pasti dan dapat dijadikan patokan atau dalil bagi siapapun yang memakainya.
Sementara ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi baik kata, frasa, kalimat, dan lainnya ke dalam bentuk tulisan atau huruf-huruf serta aturan mengenai tanda baca. Secara etimologis, definisi ejaan ini lebih menekankan pada segi historisnya yakni dengan mempertahankan unsur yang tidak direalisasikan dalam sistem bunyi suatu bahasa.
Secara singkat, pengertian kaidah ejaan adalah keseluruhan peraturan yang melambangkan bunyi ujaran, penataan kata meliputi pemisahan dan penggabungan kata, penulisan atau tata kata secara rinci termasuk unsur serapan, huruf, dan tanda baca.

2. Tujuan Ejaan

Tujuan adanya aturan kaidah ejaan ini adalah untuk memberi pengertian pada tulisan agar lebih jelas dan memudahkan pembaca untuk memahami informasi yang disampaikan secara tertulis.

3. Fungsi Ejaan

Fungsi ejaan yang utama adalah untuk menunjang pembakuan tata bahasa Indonesia baik kaitannya dengan kosa kata maupun dengan peristilahan. Ejaan sangat penting dan perlu untuk diprioritaskan.
Adapun fungsi ejaan secara khusus adalah sebagai berikut:
  1. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
  2. Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
  3. Sebagai alat penyaring dari masuknya unsur-unsur bahasa lain baik secara kosa kata maupun istilah ke dalam Bahasa Indonesia

4. Sejarah Ejaan

Bicara tentang kaidah ejaan, tidak terlepas dari perkembangan tata bahasa Indonesia sejak dulu hingga sekarang. Sistem ejaan yang ada saat ini merupakan bentuk yang paling mutakhir dan disempurnakan dari ejaan pada masa-masa sebelumnya.
Berikut adalah perkembangan dan sejarah ejaan Bahasa Indonesia secara singkat:

4.1 Ejaan Van Ophuijsen

Ejaan Van Ophuijsen ditetapkan tahun 1901, ejaan ini menetapkan Bahasa Melayu dengan huruf latin. Dirancang oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Thaib Soetan. Aturan dan contoh mengenai ejaan ini dijelaskan lebih rinci pada sub bab contoh.

4.2 Ejaan Suwandi

Ejaan Soewandi atau dikenal sebagai ejaan republik diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 untuk menggantikan ejaan Van Ophuijsen. Aturan dan contoh mengenai ejaan ini dijelaskan lebih rinci pada sub bab contoh.

4.3 Ejaan Pembaruan

Diprakarsai oleh Prof. M. Yamin, ejaan pembaruan diresmikan pada tahun 1954 untuk menggantikan yang sebelumnya. Pada waktu itu disarankan agar satu bunyi satu huruf, penetapan hendaknya dilakukan oleh badan yang kompeten, serta ejaan hendaknya praktis namun tetap ilmiah. Aturan dan contoh mengenai ejaan ini dijelaskan lebih rinci pada sub bab contoh.
1. Penulisan 'di', dipisah atau digabung?
Agaknya banyak pengguna bahasa Indonesia yang kesulitan untuk membedakan 'di' sebagai kata depan dan 'di' sebagai afiks (imbuhan).
Penggunaan 'di' sebagai kata depan penulisannya dipisah.
Contoh: "Saya tinggal di Jakarta."
Penggunaan di- sebagai afiks (imbuhan) penulisannya digabung.
Contoh: "Buku itu dibeli dari toko buku Gramedia."
Banyak orang yang membedakan pengguanaan itu dengan pedoman bahwa 'di' yang dipisah digunakan untuk menunjukkan

Dan menganggap bahwa, selain kata yang menunjukkan tempat, 'di' selalu digabung.
Namun, tidak hanya itu, 'di' juga bisa dituliskan di depan kata yang menunjukkan waktu dan sebagainya.
Misal, "Saya pergi berbelanja di hari Sabtu."

Contoh:
'Dijalani' dapat diganti dengan 'menjalani'.
Tetapi 'di jalan' tidak dapat diganti dengan 'menjalan'.
Sehingga penggunaan 'di' pada 'di jalan' dipisah, sebab 'jalan' berfungsi sebagai tempat atau lokasi.

2. Penggunaan Kata 'di mana' bukan sebagai kata tanya
Dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari, banyak ditemukan kata 'di mana' yang difungsikan sebagai kata hubung dalam kalimat.
Contoh: "Rasanya seperti kembali pada masa lalu, di mana aku masih berusia sembilan tahun."

Penggunaan kata 'di mana' dalam bahasa Indonesia berfungsi sebagai kata untuk menanyakan tempat atau lokasi.

"Di mana kamu membeli buku itu?"
M. Ramlan seorang guru besar linguistik dari Universitas Gadjah Mada mengatakan penggunaan 'di mana' sebagai penghubung dalam kalimat dipengaruhi oleh bahasa Inggris.

3. Penggunaan huruf kapital dalam penulisan judul
Banyak yang menuliskan judul menggunakan huruf kapital di awal setiap kata.
Padahal, tidak semua kata harus dituliskan dengan huruf awal kapital.
Beberapa kata harus dituliskan dengan huruf awal kecil.
Kata-kata tersebut adalah kata hubung seperti 'di', 'ke', 'dari', 'pada', 'degan', 'dan', 'dalam', 'atau', 'terhadap', dan lain sebagainya.
Contoh: "Presiden Jokowi Blusukan ke Pasar Klewer Solo"

4. Penulisan bentuk terikat 
Bentuk terikat penulisannya harus digabung dengan kata yang diikutinya.
Dalam bahasa Indoneisa, bentuk terikat yang sering salah penulisannya adalah maha-, tuna-, antar-, pasca-, ekstra-, multi-, dan sebagainya.

Beberapa ornag menuliskannya dengan terpisah menjadi:
Maha kuasa
Tuna netra
Antar anggota
Pasca sarjana
Ekstra kurikuler
Multi media
Penulisan bentuk terikat tersebut hendaknya:
Mahakuasa
Tunanetra
Antaranggota
Pascasarjana
Ekstrakurikuler
Multimedia





21 komentar:

  1. Terimakasih bu sudah memberikan penjelasan yang tepat !

    BalasHapus
  2. Terima kasih ya bu saya jadi tau tentang ilmu bahasa indonesia

    BalasHapus
  3. Terimakasih banyak ibu sudah membuat saya paham terhadap mengenal ejaan bahasa

    BalasHapus
  4. Terimakasih bu tentang penjelasannya

    BalasHapus
  5. Terimakasih bu tentang penjelasan ejaan!

    BalasHapus
  6. Terimakasih bu tentang penjelasan ejaan!

    BalasHapus
  7. Terimakasih bu tentang penjelasan ejaan!

    BalasHapus
  8. Terimakasih bu tentang penjelasan ejaan!

    BalasHapus
  9. Makasih bu tentang plajaran bahasa indonesia

    BalasHapus
  10. Thank you Bu Dina atas penjelasannya saya jadi tau apa itu ejaan.

    BalasHapus
  11. Makasih bu Dina materinya bagus bngt dan lengkap makasih ya budina
    Subs:Toku gaming

    BalasHapus
  12. Trimakasih atas penjelannya bu,saya menjadi tau tentang ejaan

    BalasHapus
  13. Terima kasih Bu dina atas penjelasan tentang materi nya bu

    BalasHapus
  14. terimaksih bu atas prnjrlasanya tentang ejaan

    BalasHapus
  15. Terimakasih bu,atas pelajaran ejaan nya,karna ini saya menjadi tahu tentang materi ejaan

    BalasHapus
  16. Terimakasih ya bu... Setelah sya membaca tentang ejaan bahwa sya sekarang menjadi mengerti apa itu ejaan

    BalasHapus
  17. Materi nya sangat membantu untuk belajar makasih bu Dina...
    #RAFIFANS#

    BalasHapus
  18. Terimakasih bu atas pelajaran tentang ejaan

    BalasHapus
  19. тєяιмα кαѕιн вυυ, karena materi yang diberikan saya jadi lebih tau apa itu ejaan😄

    BalasHapus
  20. artikelnya sangat bermanfaat. terkadang mengajar bahasa Indonesia itu gampang-gampang susah. bolekah saya meminta tipsnya agar mengajar bahasa Indonesia menjadi lebih menyenangkan?

    BalasHapus

Tema 2 /IPA / ADAPTASI HEWAN

TEMA 2 PERSATUAN DAN KESATUAN  1. IPA    ADAPTASI HEWAN   Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan hidupnya disebut adaptasi .    ...