Rabu, 22 Januari 2020

Ekosistem

EKOSISTEM 


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

1. EKOSISTEM SAWAH

Ekosistem sawah merupakan ekosistem buatan tangan manusia yang biasanya di gunakan oleh petani untuk mencari nafkah. 


Sawah merupakan sebuah jenis ekosistem buatan yang berbentuk lahan pertanian dengan memiliki permukaan tanah cukup rata dan memiliki pematang sebagai pembatasnya.
Kebutuhan pangan manusia inilah yang menyebabkan pembentukan ekosistem ini. Tanaman yang berada disawah yang paling sering di temui adalah padi, kacang – kacangan, cabai dan masih banyak lagi.
 Selain tumbuhan terdapat juga seperti hewan – hewan yang berada di sawah yakni ular, belalang, burung, ulat dan lain – lain


A. Macam Macam Ekosistem Sawah


Adapun beberapa ekosistem ini adalah sebagai berikut :



















B. Ciri-Ciri Ekosistem Sawah

Berikut ini beberapa ciri ekosistem pada area pesawahan, diantaranya:
  1. Ekosistem berada di daratan dan umumnya terletak di dataran tinggi.
  2. Adanya biota hidup yang beradaptasi dengan dataran tinggi/ pegunungan.
  3. Areanya berlumpur dan selalu digenangi air.
  4. Umumnya di tumbuhi tanaman padi, dan dipanen tergantung musimnya.
  5. Terjadi rantai makanan.
C. Komponen Ekosistem Sawah
Unsur-unsur ekosistem di area sawah dibagai menjadi dua jenis yaitu unsur biotik (organisme hidup) dan unsur abiotik (benda-benda mati). Berikut ini penjelasannya secara lengkap:
a. Komponen Biotik
Di area pesawahan terdapat beragam komponen biotik seperti tumbuhan dan hewan. Biasanya keberadaan hewan seperti serangga, ikan-ikan kecil, belut, ular, tikus, burung, dll. keberadaanya muncul secara alami. Umumnya manusia membuat sawah hanya untuk ditanami padi saja. Adapun komponen biotik di sawah yang dibagi menjadi:
1. Produsen
Merupakan organisme yang dapat menghasilkan/membuat makanannya sendiri, seperti tumbuhan padi dan tanaman lainnya. Di area sawah Padi dan tanaman lain merupakan produsen yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintesis.
2. Konsumen
Yaitu organisme yang membutuhkan produsen sebagai makanannya. Jadi organisme ini tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga selalu bergantung kepada produsen untuk bertahan hidup. Bisanya merupakan hewan pemakan tumbuhan (herbivora) dan pemakan biji-bijian (omnivora) atau dalam rantai makanan disebut Konsumen Primer. Beberapa contohnya seperti serangga, tikus, burung pipit, dll.

 i sawah juga selain hewan herbivora dan omnivora, ada juga hewan karnivora atau pemakan daging. Jika dalam rantai makanan disebut konsumen sekunder. Beberapa contohnya seperti katak, ular, elang, dll.
3. Pengurai
Yaitu organisme yang menguraikan sisa-sisa organisme hidup yang sudah mati, sehingga menjadi zat organik. Zat organik ini berguna untuk kesuburan tanah, sehingga unsur hara tanah menjadi semakin baik dan produktivitas tumbuhan semakin meningkat. Beberapa contohnya sepeti bakteri, cacing, dan jamur.
b. Unsur Biotik
Berikut ini beberapa unsur biotik yang terdapat di sawah, misalnya:
1. Tanah
Tanah terbentuk dari pelapukan batuan yang disebabkan iklim, tumbuhan lumut, dll. Tanah yang subur diperlukan oleh organisme hidup khususnya tanaman, tanah yang subur membuat tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi tanaman.
2. Air
Semua makhluk hidup sangat membutuhkan air, di sawah air berperan penting untuk melarutkan dan membawa sumber makanan bagi tanaman padi. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan tergantung iklim di tempat tersebut.
Air terdiri dari molekul H2O, air umumnya berbentuk cair, tapi ada juga yang bentuknya padat dan gas. Air berbentuk padat misalnya seeprti es atau salju dan air berbentuk gas berupa uap. Air sangat diperlukan makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya karena sebagian besar tubuh organime hidup mengandung air.
3. Cahaya matahari
Cahaya matahari sangat penting bagi makhluk hidup, terutama untuk tumbuhan dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari mempengaruhi keragaman jenis ekosistem juga, karena dapat menentukan suhu diberbagai daerah bumi.
4. Udara
Udara mengandung berbagai macam jenis gas seperti oksigen, nitrogen, karbondioksida, dll. Oksigen berguna untuk bernafas, nitrogen berguna untuk membentuk protein, dan karbon dioksida berguna untuk tumbuhan dalam proses fotosintesis.
5. Iklim
Iklim merupakan keadaan cuaca dalam jangka waktu yang panjang, misalnya per-periode atau per-tahun. Sedangkan cuaca merupakan iklim pada suatu daerah dalam jangka yang pendek seperti mingguan dan bulanan.
D. Contoh Rantai Makanan di Ekosistem Sawah
Berikut ini beberapa contoh rantai makanan yang terjadi di area pesawahan, misalnya:
  1. Cahaya matahari -> Tanaman padi -> Tikus -> Ular -> Elang -> Pengurai.
  2. Cahaya matahari -> Tanaman padi -> Belalang -> Katak -> Ular -> Elang -> Pengurai.
  3. Cahaya matahari -> Tanaman padi -> burung pipit -> Ular -> Elang -> Pengurai.
2. EKOSISTEM LAUT

 Rantai Makanan di Laut – Lautan merupakan ekosistem alami yang sangat luas. Bahkan kita dapat membedakannya menjadi beberapa macam zona tergantung tingkat kedalamannya. Sama halnya seperti ekosistem darat, luasnya area lautan juga membentuk sebuah rantai makanan tersendiri.

Contoh dan Penjelasan Rantai Makanan Di Laut

Berikut ini adalah contoh rantai makanan di laut beserta penjelasan singkatnya, yaitu:
  • Energi Matahari-Alga-Ikan Kecil-Ikan Besar-Hiu-Pengurai
Pada rantai makanan ini, energi matahari merupakan sumber yang membantu alga berfotosintesis. Hasil fotosintesis alga merupakan makanan ikan kecil. Ikan kecil sebagai konsumen I kemudian dimakan oleh ikan besar. Hiu menduduki trofik tertinggi sebagai predator yang memakan ikan besar. Kemudian akan diurai oleh dekomposer ketika mati.
  • Energi Matahari-Fitoplankton-Udang-Ikan Kecil-Burung Bangau-Ular Laut-Pengurai
Fitoplankton mampu berfotosintesis berkat adanya energi matahari. Organisme ini merupakan makanan bagi udang. Kemudian udang dimakan oleh ikan kecil yang berperan sebagai konsumen II. Burung bangau menduduki trofik konsumen III yang memakan ikan kecil. Pada rantai makanan ini, ular laut berada di puncak rantai makanan yang kemudian akan diuraikan oleh dekomposer.
  • Energi Matahari-Fitoplankton-Udang-Ikan-Singa Laut-Hiu-Pengurai
Pada rantai makanan ini, fitoplankton berfotosintesis berkat energi matahari merupakan makanan bagi udang. Sebagai konsumen II, ikan memakan udang dan kemudian dimakan oleh singa laut. Di puncak rantai makanan terdapat hiu yang apabila mati akan diuraikan oleh pengurai.
  • Plankton-Ikan Laut-Ular Laut-Burung Elang-Dekomposer
Plankton yang merupakan makanan ikan laut berada di tingkatan bawah rantai makanan. Kemudian ikan laut dimakan oleh ular laut yang merupakan konsumen II. Pada rantai makanan ini, burung elang menduduki tingkatan teratas meskipun hewan darat.
  • Plankton-Ikan Kecil-Ikan Tuna-Manusia-Dekomposer
Rantai makanan ini mirip seperti pola diatas. Bedanya, ikan kecil yang memakan plankton dimakan oleh tuna. Kemudian manusia masuk ke dalam rantai makanan ini sebagai konsumen III yang memakan tuna yang kemudian diuraikan oleh dekomposer.

3. EKOSISTEM SUNGAI

Ekosistem sungai ini berarti segalam macam interaksi atau hubungan timbal balik dari makhluk hidup dan juga lingkungannya yang mana meliputi kawasan atau daerah sungai. Ekosistem sungai ini meliputi di sepanjang wilayah Daerah Aliran Sungai, dari hulu sungai, badan sungai, dan juga hilir sungai, dan bahkan muara sungai (baca: ciri-ciri bagian hulu dan hilir sungai). Di sepanjang aliran sungai inilah disebut sebagai ekosistem sungai.
Ekosistem sungai ini merupakan salah satu jenis ekosistem air tawar. Indonesia sendiri di hampir semua wilayahnya mempunyai ekosistem sungai ini. Hal ini karena setiap pulau yang ada di Indonesia mempunyai sungai. Beberapa sungai yang terkenal dan sekaligus menjadi ekosistem sungai yang besar anatar lain adalah Sungai Mahakam, Sungai Kapuas, Sungai Musi, Sungai Bengawan Solo, dan lain sebagainya (baca: sungai terpanjang di Indonesia).

Ciri- ciri Ekosistem Sungai

Setiap jenis ekosistem di Bumi ini mempunyai ciri- ciri atau karakteristiknya masing- masing. Hal ini tidak berbeda dengan ekosistem sungai ini. Ekosistem sungai ini dikatakan sebagai ekosistem yang menarik. Ada 2 alasan mengapa ekosistem sungai ini menarik, yakni karena mempunyai aneka kehidupan biota yang beragam dan juga mempunyai perubahan fisik kimia yang bisa dipengarui oleh berbagai macam faktor.
Ekosistem sungai ini mempunyai suatu ciri khas. Ciri khas yang dimiliki oleh ekosistem sungai ini adalah adanya aliran air yang searah sehingga memungkinkan adanya perubahan fisik dan kimia di dalamnya yang berlangsung secara terus menerus. Selain ciri khas tersebut, kita juga dapat menemukan beragam ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh ekosistem sungai ini. Beberapa ciri atau karakteristik utama yang dimiliki oleh ekosistem sungai antara lain:
  1. Adanya air yang terus mengalir dari arah hulu menuju ke arah hilir.
  2. Terdapat variasi kondisi fisik dan juga kimia dalam tingkat aliran air yang sangat tinggi.
  3. Adanya perubahan kondisi fisik dan juga kimia yang berlangsung secara terus menerus.
  4. Dihuni oleh berbagai macam tumbuhan dan juga binatang yang telah beradaptasi dalam kondisi aliran air.
Itulah beberapa ciri utama yang dimiliki oleh ekosistem sungai. Perlu kita ketahui bersama bahwasannya ciri atau karakteristik tersebut hanya dipuyai oleh ekosistem air ini dan tidak dimiliki oleh jenis ekosistem lainnya. Mengenai penjelasan lebih lanjut tentang beragam kondisi yang dimiliki oleh ekosistem sungai, akan dijelaskan berikut ini.
Aliran Air
Aliran air merupakan faktor utama yang dimiliki oleh ekosistem sungai dan merupakan pembeda dari ekosistem lainnya. Kecepatan aliran air antara satu sungai dengan sungai yang lainnya berbeda- beda. Hal ini karena kecepatan aliran air sungai dipengaruhi oleh berbagai hal. Berbagai hal yang mempengaruhi kecepatan aliran air sungai antara lain pencairan salju, air tanah (baca: ciri-ciri air tanah yang baik), dan juga hujan (baca: jenis- jenis hujan). Terdapat beberapa perubahan pada dasar sugai karena disebabkan oleh aliran sungai ini. Aliran sungai dapat mengubah bentuk dasar sungai melalui beberapa cara, yakni erosi (baca: akibat erosi sungai), sedimentasi (baca: batuan sedimen), serta berbagai perubahan habitat yang lainnya.
Cahaya
Cahaya yang terdapat di ekosistem sungai memegang peranan yang sangat penting. Cahaya ini berperan sebagai penyedia energi untuk melakukan proses fotosintesis oleh berbagai organisme autotrof yang berperan sebagai prosusen di ekosistem sungai tersebut.  Cahaya yang dimaksudkan tentu saja cahaya yang berasal dari matahari (baca: bagian- bagian matahari) atau sinar sinar matahari.  Cahaya matahari yang diterima oleh ekosistem sungai ini sangat dipengaruhi oleh berbagai macam variabel, diantaranya jumlah pepohonan yang menaungi sungai, lebat atau tidaknya pepohonan tersebut, dan juga tingkat kedalaman sungai itu sendiri (baca: sungai terpanjang di dunia).
Suhu
Suhu merupakan salah satu komponen abiotik yang dimiliki oleh suatu ekosistem. Demikian halnya di ekosistem sungai ini pastilah juga ada suhu. Suhu yang terdapat di ekosistem sungai ini sangat bervariasi. Hal ini karena keberadaan suhu ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu radiasi di permukaan, konduksi dari atau ke udara (baca: ciri- ciri udara yang bersih), substrat di sekitarnya, iklim (baca: iklim di Indonesia),  dan juga tingkat kemiringan sungai. Selain itu di ekosistem sungai ini juga ditemukan perbedaan suhu yang cukup mencolok antara bagian permukaan air sungai  dengan bagian bawah air sungai tersebut.
Substrat
Subtrat merupakan bagin permukaan tempat berbagai orgenisme hidup. Kondisi substrat dalam ekosistem ini umumnya tidak permanen. Substrat di ekosistem sungai ini dipengaruhi oleh 2 faktor. Faktor- faktor yang mempengaruhi substrat di ekosistem sungai ini adalah:
  • Faktor organik, misalnya sisa dedunan, kayu, lumut, dan juga berbagai macam tanaman.
  • Faktor anorganik, misalnya batu, bahan- bahan geologi, kerikil, pasir dan lumpur.
Bakteri
Dengan atau tanpa disadari oleh kita, bakteri mempunyai peranan besar dalam suatu ekosistem. Bakteri ini mempunyai peranan yang penting dalam proses daur ulang energi. Bakteri berperan menguraikan bahan- bahan organik menjadi senyawa organik yang dapat digunakan oleh tanaman serta organisme lainnya. Di dalam ekosistem sungai ini, bakteri hadir dalam jumlah yang banyak sehingga proses daur ulang energi dapat berlangsung dengan lancar.
Kimia Air
Ekosistem sungai tidak terlepas dari yang namanya kondisi kimia pada air. Pada ekosistem sungai ini, kondisi kimianya sangat bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Hal ini bergantung pada input dari lingkungan atau daerah yang ada di sekitarnya, seperti hujan, dan juga penambahan bahan pencemar yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Meskipun demikian, kita tetap perlu mengetahui bahwasannya oksigen tetap menjadi konstituen kimia yang paling penting dari kehidupan berbagai organisme yang berada di ekosistem sungai tersebut.
Tanaman/ Flora
Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya tumbuhan melakukan proses fotosintesis untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia yang dapat digunakan untuk bahan bakar aktivitas organisme. Beberapa tanaman atau flora dapat kita temui di ekosistem sungai ini. Tanaman- tanaman tersebut diantaranya:
  • Ganggang merupakan sumber yang paling signifikan sebagai makanan utama yang dimiliki oleh sebagain besar sungai. Ganggang ini biasanya mengambang bebas namun tidak bisa mempertahankan jumlah populasi yang besar dalam jangka waktu lama.
  • Selain ganggang, lumut juga merupakan tanaman yang sering kita jumpai di ekosistem sungai. Lumut ini akan mudah kita temui menempel di benda- benda padat, misalnya batu.
  • Tanaman tingkat tinggi. tanaman tingkat tinggi berfungsi melindungi binatang- binatng dari arus dan juga dari predator, serta sebagai penyedia sumber makanan bagi binatang- binatang tersebut. Ciri khas dari tanaman tingkat tinggi ini adalah menjalar di permukaan sungai. Contohnya adalah kangkung liar, dan enceng gondok.
Ikan
Ikan merupakan binatang yang banyak kita temui di ekosistem sungai. Kemampuan jenis ikan untuk dapat bertahan hidup bervariasi serta berhubungan erat habitat sungai yang ditempatinya. Kita akan dapat menemukan sebagian besar ikan yang tinggal di bagian dasar, di sisi sungai, dan juga di balik bebatuan di sungai. Hal ini bertujuan untuk menyiasati penggunaan energi yang tinggi karena ikan- ikan tersebut harus berenang melawan arus. Ikan- ikan ini biasanya hanya akan berenang ketika akan mencari makan dan ketika akan berpindah tempat.
Invertebrata
Binatang invertebrata atau tidak bertulang balakang merupakan binatang yang banyak kita temui di ekosistem sungai ini. Beberapa jenis binatang invertebrata yang kita temui di sungai adalah udang karang, siput, kerang, keong, remis, dan beberapa jenis serangga invertebrata. Dari jenis- jenis tersebut, komunitas yang paling dominan di ekosistem sungai adalah jenis serangga. Serangga ini mudah sekali kita temukan dan hampur di setiap habitat, seperti di permukaan air, di dasar air, dan di bawah batu. Binatang- binatang tersebut akan banyak kita jumpai di dasar sungai. Hal ini bertujuan untuk menghindari arus sungai yang tinggi. Selain di dasar, ada beberapa binatang yang mulai beradaptasi dengan cara hidup di sisi hilir dan terhalang oleh batu.
Burung
Selain binatang- binatang air, ekosistem sungai juga dihuni oleh beberapa binatang darat, seperti burung. Burung memang tidak tinggal di dalam air, namun burung ini tinggal di sekitar ekosistem sungai unyuk mmenuhi kebutuhannya (mencari makan). Makanan utama dari burung- burung ini adalah ikan- ikan kecil atau binatang invertebrata yang tinggal di lingkungan ekosistem sungai tersebut.

Komponen Ekosistem Sungai

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ekosistem adalah suatu interaksi yang melibatkan makhluk hidup dengan lingkungannya (baca: fungsi lingkungan hidup bagi manusia). Hal ini berarti ekosistem meliputi interaksi komponen biotik dan juga komponen abiotik. Komponen biotik dan abiotik ini merupakan komponen- komponen yang dimiliki oleh semua jenis ekosistem, termasuk ekosistem sungai ini. Komponen- komponen yang dimiliki oleh ekosistem sungai adalah sebagai berikut:
  • Komponen biotik. Komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari makhluk hidup, baik tumbuhan maupun binatang. Ekosistem sungai mempunyai banyak sekali komponen biotik, seperti tumbuhan (contoh: ganggang, angkung liar, enceng gondok, lumut, dan lain sebagainya), binatang (contoh: sipur, keong, remis, kerang, udang , ular, serangga, dan lain sebagainya), fitoplankton, zooplankton, serta organisme lainnya.
  • Komponen abiotik. berkebalikan dengan komponen biotik, komponen abiotik ini merupakan komponen ekosistem yang berbentuk benda- benda tak hidup. Namun, meski benda- benda tersebut tak hidup, keberadaan benda- benda tersebut tetap berpengaruh terhadap kelangsungan hidup komponen biotik yang ada di ekosistem tersebut. Beberapa komponen abiotik yang berada di ekosistem sungai antara lain: batu (baca: jenis-jenis batuan), suhu, cahaya matahari, kelembaban udara (baca: cara menjaga kelestarian udara), dan lain sebagainya.
Pembagian Zona Ekosistem Sungai
Tahukah Anda bahwa ternyata ekosistem sungai ini dibedakan atas beberapa zona? Ya, para ahli membagi ekosistem sungai dibagi ke dalam dua zona. Pembagian zona di ekosistem sungai adalah sebagai berikut:
  1. Zona air deras
Zona pertama yang ada di ekosistem sungai adalah zona air deras. Zona air deras merupakan wilayah sungai yang cenderung dangkal. Pada zona ini kita akan mendapati aliran arus air yang deras atau sangat tinggi. Biasanya zona ini berada di bagian hulu sungai (atau lebih tepatnya di pegunungan). Aliran sungai yang deras ini mengakibatkan bagian dasar sungai menjadi bersih dari berbagai macam endapan serta materi- materi yang mengendap lainnya.
Hal ini juga menyebabkan bagian dasar dari zona ini cenderung terasa padat. Di zona air deras ini kita akan menemukan bentos dan juga organisme ferifitik yang mempunyai kemampuan untuk melekat dan berpegang pada dasar yang bersifat keras atau padat, atau bisa juga pada ikan yang bisa berenang dengan kuat.
  1. Zona aliran tenang
Zona kedua yang terdapat dalam ekosistem sungai adalah zona aliran tenang. Berbeda dengan zona yang pertama, zona ini merupakan zona yang sedikit lebih dalam dan arus sungai tidak terlalu deras seperti zona yang pertama. Zona ini biasanya berada di wilayah yang landai. Di zona ini kita juga akan menemukan lumpur dan juga bahan endapan lainnya yang mengendap di dasar sungai. Karena banyaknya bahan endapan yang mengendap ini maka menjadikan dasar sungai terasa lunak dan tidak sesuai lagi dengan bentos. Zona aliran tenang ini lebih sesuai bagi nekton dan plankton yang mempunyai kebiasaan menggali dasar sungai.
Itulah dua zona yang terdapat pada ekosistem sungai. Apabila kita perhatikan, maka dua zona tersebut mempunyai karakteristik yang bertolak belakang.

Manfaat Ekosistem Sungai

Semua jenis ekosistem mepunyai fungsinya masing- masing, demikian pula dengan ekosistem sungai ini. Ekosistem sungai mempunyai beberapa manfaat yang sangat penting bagi kita semua. Beberapa manfaat sungai yang akan kita peroleh dari ekosistem sungai adalah sebagai berikut:
  1. Sumber air tawar. Sungai menyediakan banyak sekali air tawar yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Manusia memerlukan air tawar dalam jumlah yang banyak untuk mencukupi segala macam kebutuhan, seperti minum, memasak, mencuci, hingga kebutuhan untuk industri. Tidak hanya manusia saja, binatang dan tumbuhan juga sangat memerlukan air agar mereka bisa bertahan hidup.
  2. Ekosistem air tawar (termasuk juga ekosistem sungai) ini berperan sebagai bottle neck dalam siklus hidrologi yang ada di Bumi.
  3. Ekosistem sungai yang bersamaan dengan ekosistem estuary merupakan tempat yang mudah dan murah untuk membuang limbah yang bersifat tertier.
  4. Sebagai tempat hidup bagi banyak mahkluk hidup yang ada di Bumi, khususnya binatang- binatang air dan juga tumbuhan yang hidup di air.
  5. Bisa digunakan sebagai tempat budidaya tanaman tertentu, sehingga dapat menghasilkan nilai ekonomis bagi warga masyarakat yang berada di sekitar sungai tersebut.
  6. Sebagai tempat rekreasi bagi anak- anak dan juga bagi keluarga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tema 2 /IPA / ADAPTASI HEWAN

TEMA 2 PERSATUAN DAN KESATUAN  1. IPA    ADAPTASI HEWAN   Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan hidupnya disebut adaptasi .    ...